NEGARA AFILIASI
Kata “Afiliasi” mengingatkan saya pada teori milik Mclelland
yang mengatakan kebutuhan yang mendasari motivasi ‘seseorang’, dikatakan bahwa
kebutuhan akan “Afiliasi” adalah kebutuhan yang didasari oleh keinginan untuk
mendapatkan atau menjalankan hubungan yang baik dengan orang lain. Orang merasa
ingin disukai dan diterima oleh sesamanya, sebenarnya tidak hanya need of
affiliation yang mendasari motivasi seseorang menurut Mclelland namun ada lagi
yang lain yaitu : need of achievement dan need of power namun saya tidak sedang
membicarakan teori Mclelland disini, tapi tentang negara afiliasi sesuai dengan
judul di atas J.
Mari kita mulai dengan bertanya, apakah negara afiliasi?
Negara afiliasi hanyalah kata yang saya pilih untuk membuat artikel ini, negara
afiliasi bisa berarti seperti kebutuhan afiliasi yang telah saya paparkan di
paragraph pertama namun pengertiannya adalah untuk negara bukan untuk
seseorang-kata yang telah saya beri tanda kutip. Jadi, siapakah negara
afiliasi?
Negara afiliasi menurut saya adalah negara di mana kaki saya berpijak
saat ini, dan negara di mana saya duduk untuk mengetik artikel ini, mengerti?
Itu adalah Indonesia. Kenapa negara afiliasi? Karena setelah saya merenungkan
begitu banyak yang ada di Indonesia ini, karakter bangsa dan lainnya, saya
berpikir bahwa negara Indonesia dapat dikatakan memiliki karakter afiliasi yang
tinggi, atau kebutuhan afiliasi yang tinggi, sekali lagi kenapa saya berpikir
seperti itu? Mari lihat dari contoh seseorang yang memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi, biasanya individu yang
memiliki kebutuhan afiliasi yang tinggi adalah individu yang suka berteman,
ramah, selalu baik untuk dapat berteman dengan orang banyak, dan negatifnya
tidak bisa menjadi diri sendiri atau jika yang lain memakai bandana pita,
seseorang tersebut akan ikut memakai bandana pita agar disayai oleh
temannya (untuk perempuan), bisa dengan contoh lain, jika kebanyakan orang
memakai handphone bermerek ‘blackberry’ individu yang memiliki kebutuhan
afiliasi yang tinggi akan mengikuti memakai hp
jenis itu agar disayai bukan karena kebutuhan. Saya rasa contoh yang telah
saya buat sudah cukup jelas.
Jadi sekali lagi mengapa saya berpendapat bahwa Indonesia
adalah negara afiliasi? Karena saya telah melihat bahwa kebutuhan yang
tertinggi yang dimiliki negara ini adalah kebutuhan afiliasi—disayai. Saya
tidak jauh-jauh ke masalah disayai oleh negara lain, namun dari pribadi
kebanyakan yang ada di bangsa ini. Saya melihat banyak teman saya tergiur
memakai hp bermerek yang di paragraph
kedua sudah saya sebutkan, karena apa? Saya rasa bukan kebutuhan tapi agar disayai—itu
negatifnya, dari kecil kita sudah belajar bahwa negara Indonesia adalah negara
gotong royong bukan? Itu menandakan bahwa negara ini mempunyai karakter
afiliasi. Aslinya orang Indonesia adalah orang yang ramah, namun kalau kalian
ke Jakarta setidaknya kata ramah itu akan menjadi samar-samar bahkan ada yang
menganggapnya sudah hilang, tapi tetap saja Indonesia adalah negara yang ramah,
toh yang tidak ramah kebanyakan di Jakarta bukan di daerah yang lain, banyak
sekali teman saya dari daerah lain yang sangat ramah. Bisa juga dilihat dari
boyband dan girlband yang merebak di Indonesia, kenapa? Karena itu yang lagi in
kemudian hampir semua orang entertaimen menampilkan boyband dan girlband,
ketika film horror lagi digandrungi di Indonesia, maka hampir semua sutradara
di Indonesia akan membuat film horror, begitu juga dengan tempat ‘nongkrong ‘
anak muda di Indonesia, ketika 7 11 merebak di Indonesia akhirnya tempat-tempat
sejenis itu yang notabene nya adalah buatan Indonesia menjadi banyak. Jadi,
inilah pendapat saya tentang Indonesia, negara afiliasi, bentuk afiliasi itu
bisa diuntungkan dengan bekerja samanya, seperti gotong royong yang sudah saya
tulis sebelumnya karena gotong royong identik dengan bekerja bersama-sama
dengan satu pekerjaan yang sama akan sangat sulit untuk Indonesia yang sekarang
sudah mengenal akan bakat dan talenta masing-masing sehingga setiap orang
memiliki bidang berbeda, atau beberapa orang tepatnya, saya berpikir akan baik
untuk Indonesia jika kita ‘bergotong royong’ dengan masing-masing bidang yang
kita miliki untuk membangun Indonesia menjadi lebih baik, atau kalau belum bisa
kita membangun kota kita, jika masih belum bisa kita membangun keluarga kita,
jika a belum bisa kita dapat merubah diri kita untuk menjadikan diri kita dapat
berpengaruh untuk bangsa ini. Bangsa afiliasi—menurut saya. J
Comments