eat.my.blog

Ini tentang kisah hati ku yang belum bisa berpaling, aku menemukan seseorang yang berbeda di samping ku ketika aku pertama kali mendaftar menjadi mahasiswa, dan dia oriental jadi aku tertarik padanya. Kisah hati ini terus berlanjut dengan sangat lambat, lambat. tidak ada banyak perkembangan yang signifikan, bahkan aku tidak tahu apa jadinya sekarang ini. aku menulisnya karena sudah tidak tahan untuk terus menyembunyikan kisah hati ku ini, memang banyak teman ku tahu aku adalah fans nya "dia" tapi, tidak semua ku ceritakan pada mereka.

EAT IT!!! Entah neneknya siapa yang ku pampang fotonya di tulisan ini, aku mengambil gambar nenek ini di google, dan aku tidak mengenalnya jadi, aku tidak akan membicarakannya namun meminjam wajahnya saja sebagai seorang nenek ( semoga nenek ini tidak marah. amen. ) Beberapa hari yang lalu aku naik bus no P55 ke arah UKI-Cawang, menuju kampus dimana aku menempuh pendidikan tinggi, aku duduk di kolom ketiga baris ke dua dari pintu, terbiasa melihat sekeliling dan tak melihat satu hal pun yang menarik perhatianku, sampai pada bus itu berhenti di daerah Kuningan ada seorang nenek bungkuk naik ke tangga bus

EAT IT!!! aku baru saja pulang kuliah malam ini, bertengger sebentar di kosan cici untuk menumpang makan. Sebelumnya, aku naik bus dan membaca buku yang baru saja ku beli (norak!) tapi bukan tentang buku yang baru ku beli yang ingin aku ceritakan tapi tentang renungan ku di dalam bus, setelah melihat bus sudah dekat ke halte dimana biasa aku berhenti aku menutup buku ku dan bersiap-siap untuk turun, seperti biasa aku selalu melihat sekeliling ketika tidak ada sesuatu yang harus aku lakukan, sambil menunggu bus berhenti di halte tujuan ku, aku memandang sekeliling dan mata ku memotret seorang wanita karir bertubuh lumayan gemuk dan memakai baju batik, " apakah aku akan seperti dia kalau sudah seusia dia?" batin ku, dan mata ku tertuju pada wanita kurus di

EAT IT!!! Sedikit berlari ke masa lalu, menembus batas yang paling tidak disukai oleh manusia dengan kejadian yang tidak mengenakan di saat itu, tapi bagiku melihat kebelakang bukanlah untuk membuatku jatuh, namun maju untuk dapat belajar darinya.. Aku bukan anak yang rajin ke sekolah saat aku di SMK, banyak yang bilang wajahku memang polos tapi mereka tertipu dengan "label polos", aku mengakui kesalahanku ketika itu dan ketika memasuki tingkat yang lebih tinggi lagi dari sekedar "anak sekolahan", aku memulai menjadi "aku yang mau berubah", "aku yang mau dipandang" dan "aku yang berprestasi".

EAT IT!!! Smile is a verb in English, in Longman dictionary it’s mean “to make your mouth curve upwards, in order to be friendly or because you are happy or amused”, “to say or express something with a smile”, and from the meaning, we can know that smile means positive. Again about smile, I like to do it just when I am happy. Maybe not only me who do that, almost everyone but, if you don’t happy you will not do it. I learn about this verb, a little verb but it has the powerful meaning. For me smile is a satisfied expression, it’s a good expression, happy, patient, kindness, love, interest, grateful, zestful, peace, benevolence, and hopeful. Many things can modify that verb.

EAT IT!!! Pada hari minggu ku turut cici ke kota Jakarta, Naik kereta istimewa ku duduk di gerbong, Di samping pak penumpang yang sedang membaca Koran, Membaca Koran sampai lupa sekeliling. (lagu ala “naik delman”) Memang hari minggu aku pergi naik kereta dan memang bersama dengan cici ku (kakak perempuan) aku pergi, itu semua benar, saat itu hari minggu tanggal 9 november 2008, sangat lama memang tapi kejadian yang tidak akan aku lupakan.

Anak lelaki kurus kelas 4 sd berjalan melewati pasar dan tumpukan sampah untuk mencapai rumah sewanya yang memang dekat dengan daerah pasar, Dino memperhatikan pinsilnya yang sudah sependek kelingking Dino, dia mengingat perkataan teman-temannya untuk tidak menyimpan pinsilnya yang sudah sependek kelingkingnya, kalau dia masih menyimpan pinsil itu ibunya akan mati, “ ih, liat pinsilnya Dino udah sependek kelingkingnya!” teriak Muti teman sekelasnya yang gendut dan suka sekali bergosip, “ mana?” teriak Fendi dari seberang bangku Muti yang duduk di belakang Dino “ wah, Dino hati-hati nanti mamamu mati karena pinsilmu sudah sekecil kelingking.”

EAT adalah kata kerja bahasa inggris yang paling aku sukai, dia membawa kehidupan ketika aku melakukan kata kerja itu, rasanya ada gairah tersendiri ketika mengatakannya, karena itu adalah kebutuhanku, hidupku dan jiwaku. aku sangat butuh EAT.