Setiba nya aku...

Eat it!!!
Setiba nya aku di stasiun Gambir, Jakarta... masih ada kenangan indah ketika di Jogja, keramahan yang masih melekat di hati ku, tersenyum kepada orang yang tidak ku kenal pun ku jalankan dengan baik. Malam terakhir bersama Eka--seorang panitia IMABKIN masih melekat di pikiran ku, kebaikan mereka yang ada di Jogja masih terngiang di kenangan ku.... Harum kota itu masih kunikmati, damai rasanya...

Memang banyak bermain dengan otak ketika di Jogja, tapi sudah tertutup dengan lelucon di malam tukar budaya, aku masih terpesona dengan cinta pandangan pertama ku, aku pun terpesona dengan Eka yang asal muasal nya adalah Jakarta sama seperti ku, menjadi manis karena tinggal di kota yang menaburkan cinta di hati ku.. aku tidak tahu Eka berubah atau tidak, tapi dia berbeda dengan orang Jakarta yang "Jutek" dan tidak
mau tahu. keterharuan masih saja menyelimuti hati ku... teman seperti mereka.... ya, Jakarta memang punya tapi untuk orang-orang tertentu (kamu menyukai nya, kamu akan mengantar nya kemana pun dia mau). semua butuh timbal balik di Jakarta. akhir nya itulah yang membentuk prinsip ku dalam berteman, apakah kamu membawa keuntungan pada ku??? sungguh terasa tidak ikhlas... maafkan aku teman ku...

Namun harum kota yang menebarkan cinta nya di hati memberikan aku pelajaran tentang pertemanan, yaitu sebuah keikhlasan atau kerelaan. dari mereka aku belajar...

Setiba nya aku di Jakarta, masih saja terngiang dengan makanan murah di Jogja dan sedikit menggerutu kepada teman ku Happy, " kak, kembali lagi ke makanan mahal khas Jakarta, kembali lagi menikmati polusi udara. kembali lagi ke Jakarta." ... rasa nya ingin terus berada di tempat nyaman itu. tapi aku sadar dengan hidup yang memang harus aku jalankan adalah tempat ini, Jakarta.

Aku kembali kepada aktivitas ku di Jakarta... Menipu dengan suara ramah di balik telepon kantor ku, mengikuti arus kemacetan yang tidak ada hentinya sepanjang hari dan minggu... melihat pelecehan sexual di mana-mana, memelototi lelaki genit di bus yang berdekatan dengan ku, memasang wajah tidak sedap di depan orang yang tidak ku kenal, memperhatikan orang-orang aneh di dalam bus, angkot, juga di pinggir jalan, berhati-hati dengan lelaki yang duduk di samping ku walaupun dia memiliki wajah polos, tidak menghiraukan orang yang mencoba mengajak ku mengobrol. Yah...inilah senjata ku, lumayan ampuh.

Setiba nya aku di Jakarta rasa ingin melekatkan keramahan yang ada pada Yenny, Eka, dan teman-teman yang ku temui di Jogja pada diriku ketika aku sampai di Jakarta, tapi Jakarta yang keras membuatku melekatkan keramahan itu pada ku hanya ketika aku bertemu dengan teman-teman yang ku kenal... Setiba nya aku... inilah, kota cinta pandangan pertama ku tidak mengubah aku pada kebanyakan masyarakat di Jakarta namun kuusahakan mengubah ku pada teman-teman ku..

Angela, Meliana, Anna, Lisa, Ka Happy, Fitri, Martha, Giring, Ka Fiki, Ka Dewi, Ka Ririn, Ka Anton, Riri, Chika, Nana, seluruh teman-teman kampus ku, panitia pembentukan BEM UKI, teman-teman Multimedia 1 dan semua yang telah mengajari ku...

Aku sadar akan banyak kesalahan ku dalam berteman dengan kalian... terima kasih teman -  teman ku...

Teman-teman, ini oleh-oleh ku dari Jogja...nikmatilah....

Comments

Popular posts from this blog

Apakah kita benar-benar tahu diri kita?

Sebuah Konfirmasi dari "Sang Ketua"

NENEK BUNGKUK CERIA