Orang tuaku buta...
Kemarin sore aku pulang ke rumah dengan gembira yang kupancarkan sepanjang hari, dan akan menyiapkan surprise untuk mama "aku pulang", memang sebelumnya aku tidak bilang dulu kalau aku mau pulang. dilema memenuhi ketika ingin pulang ke rumah seusai pulang dari kantor " naik apa yah???" tanyaku dalam hati, " naik transjakarta aja kali yah...apa naik angkot???" jari telunjukku kunaikan ke mulutku,
kalau aku memilih naik angkot aku akan berjalan ke kiri dan jika memilih naik transjakarta aku harus ke kanan, ketika sampai di ujung jalan aku mengarahkan kepalaku ke kiri dan ke kanan berkali-kali...
dan akhirnya aku memilih berjalan ke kiri, "ah, yasudah..." pikirku... supir angkot itu cukup rapih mengendarai mobilnya tidak ugal seperti supir angkot pada umumnya, aku memilih duduk dekat pintu masuk, seperti yang biasa aku lakukan, aku melihat sekelilingku dengan kurang teliti,
ciittttttttttttttt....angkot itu mengerem secara mendadak karena ada penumpang yang menyetop, rem yang bbisa dikatakan halus dibanding pengereman angkot-angkot yang biasa aku tumpangi. "permisi ya mba..permisi.." kata seorang bapak yang kupikir dia ingin masuk. akupun pindah ke tempat duduk dekat jendela paling belakang dengan sedikit tidak ikhlas, huft... kutarik nafasku.
ternyata bukan bapak-bapak yang bilang permisi padaku yang masuk, melainkan tiga orang, satu pasang suami istri paruh baya buta dan satu anak perempuan sebayaku yang tidak buta. aku tersenyum pada anak perempuan sebayaku itu, dia membalas senyumku dengan manisnya, dia cantik.
"nak, tadi om kasih uang berapa?" tanya wanita paruh baya kepada anak perempuan cantik yang baru kutahu bahwa dia anaknya, ya, wajahnya mirip sekali dengan ibunya.
anak perempuan itu mengeluarkan uang dari kantongnya dan memberikan semuanya kepada ibunya.
Anak perempuan cantik itu tampak PD memiliki orang tua yang buta, aku memperhatikan mereka, mereka mengobrol tentang sesuatu yang tidak begitu aku mengerti, aku melihat wajah bangga dari anak perempuan cantik itu kepada orang tuanya, aku melihat wajah cantiknya terpancar karena rasa syukurnya akan kehidupan.
Mungkin kalau aku menjadi anak perempuan cantik itu aku akan mengeluh dan berkata " orang tuaku buta...what should i do..." dengan memelasnya dan berkata malu-malu kepada orang lain, bahwa ornag tuaku cacat, tapi anak perempuan cantik itu tidak bahkan seakan-akan dia berkata padaku " Ya, orang tuaku buta dan aku bangga!!!"
Dia menuntun ornag tuanya ketika turun dari angkot, dia berbicara penuh percaya diri kepada orang tuanya, dia tersenyum peuh kemanisan bukan tersenyum malu karena orang tuanya.. aku belajar darinyaa, dari anak perempuan cantik yang tidak kutahu namanya.
Pembelajaran tentang menerima, mngasihi apa adanya, percaya diri dengan apa yang aku miliki, tersenyum bangga atas semua yang terjadi dalam hidupku, dan banyak hal tentang mebangun kepribadianku lebih baik lagi.... terimakasih anak perempuan cantik, gadis cantik yang tersenyum bangga dan manis kepadaku sore itu...
kalau aku memilih naik angkot aku akan berjalan ke kiri dan jika memilih naik transjakarta aku harus ke kanan, ketika sampai di ujung jalan aku mengarahkan kepalaku ke kiri dan ke kanan berkali-kali...
dan akhirnya aku memilih berjalan ke kiri, "ah, yasudah..." pikirku... supir angkot itu cukup rapih mengendarai mobilnya tidak ugal seperti supir angkot pada umumnya, aku memilih duduk dekat pintu masuk, seperti yang biasa aku lakukan, aku melihat sekelilingku dengan kurang teliti,
ciittttttttttttttt....angkot itu mengerem secara mendadak karena ada penumpang yang menyetop, rem yang bbisa dikatakan halus dibanding pengereman angkot-angkot yang biasa aku tumpangi. "permisi ya mba..permisi.." kata seorang bapak yang kupikir dia ingin masuk. akupun pindah ke tempat duduk dekat jendela paling belakang dengan sedikit tidak ikhlas, huft... kutarik nafasku.
ternyata bukan bapak-bapak yang bilang permisi padaku yang masuk, melainkan tiga orang, satu pasang suami istri paruh baya buta dan satu anak perempuan sebayaku yang tidak buta. aku tersenyum pada anak perempuan sebayaku itu, dia membalas senyumku dengan manisnya, dia cantik.
"nak, tadi om kasih uang berapa?" tanya wanita paruh baya kepada anak perempuan cantik yang baru kutahu bahwa dia anaknya, ya, wajahnya mirip sekali dengan ibunya.
anak perempuan itu mengeluarkan uang dari kantongnya dan memberikan semuanya kepada ibunya.
Anak perempuan cantik itu tampak PD memiliki orang tua yang buta, aku memperhatikan mereka, mereka mengobrol tentang sesuatu yang tidak begitu aku mengerti, aku melihat wajah bangga dari anak perempuan cantik itu kepada orang tuanya, aku melihat wajah cantiknya terpancar karena rasa syukurnya akan kehidupan.
Mungkin kalau aku menjadi anak perempuan cantik itu aku akan mengeluh dan berkata " orang tuaku buta...what should i do..." dengan memelasnya dan berkata malu-malu kepada orang lain, bahwa ornag tuaku cacat, tapi anak perempuan cantik itu tidak bahkan seakan-akan dia berkata padaku " Ya, orang tuaku buta dan aku bangga!!!"
Dia menuntun ornag tuanya ketika turun dari angkot, dia berbicara penuh percaya diri kepada orang tuanya, dia tersenyum peuh kemanisan bukan tersenyum malu karena orang tuanya.. aku belajar darinyaa, dari anak perempuan cantik yang tidak kutahu namanya.
Pembelajaran tentang menerima, mngasihi apa adanya, percaya diri dengan apa yang aku miliki, tersenyum bangga atas semua yang terjadi dalam hidupku, dan banyak hal tentang mebangun kepribadianku lebih baik lagi.... terimakasih anak perempuan cantik, gadis cantik yang tersenyum bangga dan manis kepadaku sore itu...
Comments