Perjalanan 270912


Perjalanan aku ke kampus hari ini membuat kalian harus bilang “wow”… ngeselin, seru,dan fantastis!!! *lebay.

Aku harus menaiki metro mini sebelum naik busway, dan metro mini yang gak mini itu menurunkan penumpangnya sesuka hati, bayangin aja, aku dan penumpangnya diturunkan di tengah rel kereta api (kalo ada kereta tiba-tiba lewat apa iya si supir dan kenek mau ngegantiin nyawa para penumpangnya), dan tidak memberi kami uang pengganti untuk naik angkot atau apapun,baru saja aku naik dan membayar dua ribu rupiah, dia malahan turunin aku secepat kilat, ini pemalakan sosial namanya, aku turun dan berusaha tenang, pintarnya supir metro mini itu menurunkan kita di tempat yang banyak angkot ke halte busway, keseeeeeeeeeeeeellllllllllllllll bangeeeeeeeeeettttttttttttt, tapi belajar untuk say thank to God juga sih “thank God!”. Dari situ aku berpikir panjang ketika naik angkot, aku bisa rugi Bandar kalo supir metro mini begitu semua karakternya, ini kali kedua aku diturunkan secara paksa, terus kalau sudah sampai kali ke tiga, ke empat, ke lima, ke enam gimana? Naik getek aja kali yah…. Hehehe, *kan kali.


Kali ini pertanyaan filsafat muncul di otakku “kenapa mereka bisa seperti itu yah?” memutar jawaban dan lain sebagainya di otakku, akhirnya aku menemukan jawaban itu, si supir yang suka menurunkn penumpang seenaknya itu adalah supir yang bekerja karena mencari uang bukan karena mencintai pekerjaannya yang sangat mulia itu, yaitu mengantarkan orang ke tempat tujuan dengan selamat, supir yang hanya memerlukan uang adalah supir yang tidak pernah bertanggung jawab atas pekerjaan yang dijalani, dan itulah karakter kebanyakan orang Indonesia, mereka banyak bekerja bukan karena mereka mencintai pekerjaan itu tapi karena uang dan untuk membiayai hidup, pada akhirnya pekerjaan yang dilakukan tidak optimal, bukan maksimal lho, tapi optimal, diingat yah!!! Nah, hal seperti itu harus disiasati oleh penumpang dengan menaiki kendaraan yang lebih aman, nyaman dan memastikan kita sampai tujuan, TRANSJAKARTA!!! *lho jadi promosi? Haha. Bukan maksud promosi, tapi, setidaknya di transjakarta itu memastikan kita sampai tujuan dengan biaya murah, dan supir itu pasti punya tanggung jawab atas perusahaan yang menaunginya, pasti yang bekerja di situ dengan proses melamar, dan walaupun mereka bekerja karena uang setidaknya mereka bekerja dengan bertanggung jawab, karena ada yang menaungi mereka, coba metro mini, “bis gue yang sewa, terserah gue mau lakuin apa.” Istilahnya si supir berkata seperti itu kan? , dan yang menjadi supir metro mini tuh enggak perlu ngelamar mereka udah bisa mengendarai bis mini itu dan sesuka hati mereka mau sampai jam berapa mereka narik bi situ.

Satu lagi yang membuat kalian harus bilang “wow”, aku menaiki transjakarta setelah insiden diturunin metro mini kemudian naik angkot ke halte busway, aku menaiki transjakarta yang nyaman siang ini (lumayan sepi), hehe. Sambil menunggu sampai halte UKI, aku membaca “beautiful  boy” yang belum selesai aku baca seminggu ini. Aku membaca dengan asik, kemudian aku mulai melambatkan kegiatan membacaku karena ada hal menarik di sampingku, dia adalah seorang wanita yang sedang bertengkar lewat telepon dengan pacarnya, tau dari mana itu pacarnya yah??? Karena si wanita itu panggil sayang, begini dialog si wanita tersebut (aku Cuma mendengar wanita itu, dan tidak mendengar pacarnya.):

“yaudah, kamu itu emang enggak bisa dipercaya, kemarin2 bilangnya mau nelpon, akhirnya aku terus yang telepon, terus, kamu bilang jangan hubungin dulu selama tiga hari karena aku lagi ada urusan kantor, yaudah aku turutin kamu, eh, sekarang giliran ada waktu kamu enggak telpon aku, giliran akku miscall kamu, kamu enggak mau telepon balik aku, kamu bilangnya lagi sibuk, dari dulu aku mulu yang ngalah sama kamu, tapi kamu enggak ngalah sama aku, yang.. kamu itu ada inisitif kek untuk telepon aku, masa aku yang duluan telepon, sms, miscall kamu. Mana janji kamu? Kamu  itu emang enggak bisa dipercaya.”

Wanita itu diam….

“oh, jadi kamu lebih milih ngomong sama orang kantor kamu dari pada sama aku yang udah berhari-hari enggak kamu hubungin.” (kata-kata ini membuat aku mau ngakak abis, haha, itu ingetin aku sama stand up comedy nya raditya dika)

“kamu kek yang yang inisiatif untuk telepon aku, aku udah ngalah terus sama kamu tapi kamu kayak begitu sama aku, kamu enggak pernah ngalah sama aku, aku tuh capek tahu, iya, kamu tuh enggak bisa dipercaya.”
Terus pembicaraan muter-muter ke kata mengalah, menelpon, inisiatif, telepon, dan tulisan yang ada di atas. Haha, bukan maksud menertawakan, tapi dari sini aku juga meneliti hubungan  mereka, walaupun belum pernah melakukan sebuah hubungan yang orang-oranng sebut pacaran tapi aku bisa menyimpulkan hubungan mereka tidak didasari oleh keikhklasan, hubungan mereka harus saling membalas, dan lain sebagainya, terus, wanita itu juga terus menuntut si lelaki -- yang sama-sama tidak aku ketahui mereka siapa—untuk berkesinambungan dalam hubungan mereka, hei wanita, si lelaki akan sangat terganggu dengan wanita yang selalu menuntut (kata koko aku.hehe), jadi yah, si lelaki enggak salah—wanita juga enggak sih. Hehe—kalo si wanita selalu seperti itu dan lelaki males untuk menghubunginya karena pada akhirnya si lelaki tahu kalau dia kan di omelin aabis-abisan, haha. Dalam konteks ini bukan wanita yang salah juga, tapi wanita itu kurang bijak aja menjalani hubungan yang sehat walafiat. Sekian terima kasih. Pokoknya hari ini perjalanan yang wow!!! J

Comments

Popular posts from this blog

Apakah kita benar-benar tahu diri kita?

Sebuah Konfirmasi dari "Sang Ketua"

NEGARA AFILIASI